Artinya, manakala kritikan yang anda terima semakin pedas, maka semakin tinggi pula harga anda.
Seorang penyair mengatakan: Niscaya terhadap orang-orang mulia itu selalu ada yang mendengki dan tak akan kau jumpai orang-orang yang hina itu di dengki.
Zuher mengatakan: Mereka selalu didengki karena nikmat yang mereka miliki, padahal Allah tak akan mencabut apa yang mereka dengkikan itu.
Seorang penyair yang lain berkata: Mereka tetap dengki padaku meski aku telah mati, sungguh aneh dariku, kematianku pun mereka dengkikan.
Penyair yang lain berkata: Aku mengeluh karena kedzaliman pemfitnah, dan tidaklah engkau dapatkan manusia yang punya kemuliaan melainkan akan selalu diterpa kedengkian.
Bila engkau manusia ang mulia, maka engkau akan selalu didengki.
Namun kala kau miskin tak berharga, mereka mungkin ada yang mendengki.
Penyair lain berkata: Jika seseorang berhasil menggapai puncak langit ke muliaan maka musuhnya adalah bintang-bintan di langit kedengkian.
Ia akan dilempar dengan busur-busur atas semua ke besarannya meski apa yang mereka lakukan tidak akan sampai sasaran.
Syahdan, ketika Nabi Musa as memohon kepada Allah agar Dia menghentikan kejahatan mulut kaumnya, Allah berfirman: "Wahai Musa, Aku tidak lakukan itu untuk diri-Ku. Aku menciptakan dan memberi mereka rezeki, namun mereka justru mencela dan mengejek-Ku."
Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: "Allah berfirman, 'Anak Adam mencerca kepada-Ku padahal tidak seharusnya ini ia lakukan. Adapun cercaannya kepada-Ku adalah bahwa dia mencerca zaman, padahal Akulah zaman. Aku bolak-balikan malam dan siang sekehendak-Ku. Sedangkan hinaannya kepada-Ku adalah ia mengatakan bahwa Aku memiliki sahabat wanita dan anak, padahal Aku tidak memiliki sahabat wanita dan anak'."
Anda tidak akan pernah dapat membungkam mulut manusia untuk tidak melakukan pelecehan terhadap kehirmatan anda. Meski demikian, anda dapat melakukan kebaikan dan menghindari perkataan dan kritikan mereka.
Seorang penyair berkata: Aku berjumpa dengan orang bodoh yang mencelaku.
kutinggalkan ia seraya berkata: "Aku tidak peduli."
Penyair yang lain berkata: Jika orang bodoh bicara, jangan kau timpali sebab sebaik-baik jawaban baginya adalah diam seribu bahasa.
Meski demikian, tak ada salahnya bila orang-orang yang bodoh itu sesekali dilawan dan ditantang . Atau katakan saja pada mereka.
Jika kebaikan yang tampak pada perbuatanku adalah dosa-dosa maka katakanlah kepadaku, bagaimana aku harus meminta maaf.
Pada umumnya, orang-orang yang kaya senantiasa dibayangi kegelisahan. bahkan ketika harga saham mereka tiba-tiba naik pun, mereka akan tetap gelisah karena cemas dengan nasib saham mereka yang mungkin saja besok akan menurun.
Allah berfirman: "Kecelakaanlah bagi setiap pengumpul lagi pencela. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dan mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia akan dilempar ke Neraka Huthamah." (QS. Humazah:1-4)
Seorang sestrawan Barat mengatakan: "Lakukan apa yang kau pandang benar, dan palingkan punggungmu dari semua kritikan yang tak berharga."
Ada beberapa hal yang perlu anda renungkan dan anda dicoba: Jangan pernah membalas cercaan atau olok-olok yang melukai hati anda! Karena, kesabaranmu dalam menghadapi semua itulah yang akan dengan sendirinya menguburkan semua kehinaan, Kesabaran adalah sumber kemuliaan, diam adalah sumber kekuatan untu engalahkan musuh, dan memaafkan adalah sumber dan tangga untuk mencapai pahala dan kemuliaan.
Ingat, separoh dari orang yang pernah mencerca atau mengkritik anda itu akan melupakan cercaan mereka, sepertiganya tidak sadar dengan apa yang mereka lontarkan, dan selebihnya tidak akan mengerti apa dan mengapa mereka mencerca anda. Maka dari itu, jangan pernah cercaan mereka kau masukkan hati dan jangan pula berusaha untuk membalas apa yang mereka katakan itu.
Seorang bijak bestari berkata: "Orang-orang akan sibuk menggunjungku manakala jatah roti mereka berkurang ari jatahku. Dan jika tak ada seseorang pun dari mereka yang kehausan, maka mereka tak akan pernah mengusik kematianku dan kematianmu."
Rumah yang senantiasa tentram meskipun hanya ada sepotong roti di dalamnya, adalah lebih baik dari sebuah rumah yang penuh dengan makanan lezat tetapi tak pernah lekang dari kegaduhan dan sumpah serapah.
Artikel Menaraik Lainnya:
- Jangan Bersedih Atas Cercaan Orang
- Jangan Bersedih Bila Kebaikan Tidak Dihargai Orang...
- Hilangkan Setiap Kegalauan
- Jangan Mudah Putus Asa
- Jangan Bersedih, Karena Tuhan Maha Pengampun
- Buanglah Rasa Cemas
- Hilangkan Kejenuhan Dari Hidupmu
- Nikmatnya Rasa Sakit
- Hadapi Dengan Senyuman
- Syari'at Tidak Mengajari Bersedih
- Sabar Itu Indah Dan Nikmat
No comments:
Post a Comment